Bansos Berkelanjutan: Dari Bantuan Sosial Ke Pemberdayaan Ekonomi - Laman 3 dari 5 -

 

Bansos Berkelanjutan: Dari Bantuan Sosial Ke Pemberdayaan Ekonomi

Avatar photo

- Editor

Senin, 16 Desember 2024 - 23:16 WITA

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Penulis: Yosefina Itu (Mahasiswi Doktoral Prodi Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada Yogyakarta)

Penulis: Yosefina Itu (Mahasiswi Doktoral Prodi Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada Yogyakarta)

Masalah Koordinasi dan Efisiensi: Akar Masalah Kebijakan Bansos yang Tumpang Tindih

Salah satu hambatan terbesar dalam kebijakan bansos adalah koordinasi yang tidak efisien antara pemerintah pusat dan daerah, yang sering kali menghasilkan program yang tumpang tindih dan tidak terkoordinasi. Laporan Bank Dunia (2022) mengungkapkan bahwa dari 230 program bantuan sosial di Indonesia, 78% di antaranya memiliki komponen dan sasaran yang serupa tetapi tidak terintegrasi secara baik, sehingga efektivitasnya menurun.

Masalah ini memperlihatkan bahwa pemerintah perlu menciptakan sistem integrasi data yang solid dan memperkuat koordinasi antar lembaga. Implementasi Single Identity Number atau Nomor Identitas Tunggal, yang saat ini sedang diujicobakan di beberapa wilayah, memiliki potensi untuk mengatasi masalah ini, terutama dalam memastikan data penerima bantuan yang lebih akurat dan tepat sasaran.

Baca Juga:  Tentang Debat Pemungkas Pilbup Ende, Ini Pandangan Karel Lando

Dampak Program Tumpang Tindih terhadap Keberlanjutan Kebijakan

Program bansos yang tidak terkoordinasi menyebabkan pemborosan anggaran dan menurunkan efektivitas penyaluran bantuan. Selain itu, penerima manfaat sering kali mengalami kebingungan dalam memahami kriteria dan mekanisme program, sehingga meningkatkan potensi ketidaktepatan sasaran. Dalam jangka panjang, inefisiensi ini menghambat pencapaian tujuan pembangunan sosial.

Baca Juga:  Netralitas ASN Dalam PILKADA Kabupaten Ende 2024

Membangun Ketahanan Ekonomi Jangka Panjang: Alternatif Solusi

Alih-alih hanya mengandalkan bantuan langsung, pemerintah dapat mengembangkan program cash for work atau bantuan dengan imbalan kerja bagi masyarakat penerima bansos. Program ini tidak hanya memberikan pendapatan langsung kepada penerima bantuan tetapi juga memberdayakan mereka melalui partisipasi dalam pembangunan infrastruktur lokal.

Sebuah studi oleh BPS pada 2022 mencatat bahwa 67% dari penerima program cash for work berhasil memperoleh penghasilan tambahan dan mampu meningkatkan keterampilan dalam bidang pekerjaan tertentu.

Follow WhatsApp Channel ntt-investigasi.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Tentang Debat Pemungkas Pilbup Ende, Ini Pandangan Karel Lando
Netralitas ASN Dalam PILKADA Kabupaten Ende 2024
Berita ini 59 kali dibaca

Berita Terkait

Senin, 16 Desember 2024 - 23:16 WITA

Bansos Berkelanjutan: Dari Bantuan Sosial Ke Pemberdayaan Ekonomi

Rabu, 20 November 2024 - 05:27 WITA

Tentang Debat Pemungkas Pilbup Ende, Ini Pandangan Karel Lando

Jumat, 27 September 2024 - 14:12 WITA

Netralitas ASN Dalam PILKADA Kabupaten Ende 2024

Berita Terbaru