Kejadian itu juga sudah dilaporkannya kepada kepala Dinas kesehatan kabupaten Ende. “Saya sudah meceritakan kejadian itu melalui Via Whatshapp kepeda dr.Aries yang merupakan Kepala Dinas Kesehatan kabupaten Ende.”ujarnya.
Dia berharap pemerintah darerah khususnya Dinas Kesehatan bisa merespon dengan cepat agar kedepan tidak terjadi pada masyarakat lain yang datang meminta pertolongan.
Terpisah, pasien atas nama Margaretha Dari Lowa yang mengalami kejadian ini, menceritakan bahwa kronologi kejadiannya.
Mereka masuk tanggal 2 juli 2024 pukul 21.15 WITA, para bidan melakukan pemeriksaan dan tindakan kurang lebih pukul 21.20 WITA.
Lanjutnya, hasil pemeriksaan diketahui bahwa sudah saatnya melahirkan dan posisi bayi dalam kandungan sudah siap.Proses pemeriksaan belanjut dengan pergantian bidan, namun hanya karena pasien tidak melakukan pemeriksaan USG maka para bidan yang melakukan pemeriksaan itu bingung dengan posisi bayi, dan disuruh untuk segera melakukan USG.
Berdasar rekomendasi ini dirinya kemudian melakukan USG dan saran dokter untuk segera ke rumah sakit. Dia bersama keluarganya kemudian menuju ke RSUD ende.
Alhasil Bayi berhasil diselamatkan dengan Operasi, kendati kondisi Bayi tidak sehat dan dengan memar di kepala bayi.
Kata dia, pemeriksaan yang dilakukan di puskesmas itu sangat berbeda dengan yang dilakukan bidan di Rumah sakit (Red: sangat privasi jadi tidak di sampaikan) namun pada akhirnya kalau kondisi bayi seperti itu berarti tindakan dipuskesmas yang kurang baik.
“Bayi saya setelah selesai operasi memar di kepala, padahal saya jaga dengan baik,”ungkapnya sembari menangis.
Sementara, hingga berita ini diterbitkan, Kadis Kesehatan Kabupaten Ende belum dikonfirmasi lebih lanjut/***TIM NTT Investigasi